PEMIKIRAN KE ARAH APLIKASI PSIKOLOGI
BELAJAR
(IMPLIKASI
TEORI BELAJAR HUMANISTIK)
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Psikologi Pendidikan
Oleh :
Budi Utomo : 1110
Arnis
Isnainingsih : 1110
Muhammad
Ulil Abror : 111086
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI
JURUSAN TARBIYAH
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang masalah
Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar
adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk,
seperti perubahan pengetahuanya, sikap dan tingkah laku ketrampilan,
kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaanya. Jadi belajar
adalah suatu proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada
pada siswa. Belajar merupakan suatu proses yang diarahkan pada suatu tujuan,
proses berbuat melalui situasi yang ada pada siswa.
Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori dan
belajar, secara umum teori belajar di kelompokan dalam empat kelompok atau
aliran meliputi: (1) Teori Belajar Behavioristik (2) Teori Belajar Kognitif (3)
Teori Belajar Humanistik (4) Teori Belajar Sibernik.
Untuk memahami lebih lanjut maka dalam makalah ini akan membahas mengenai
Teori Belajar Humanistik.
B.
Rumusan
masalah
- Apa Pengertian Teori Belajar Humanistik?
- Bagaimana Aplikasi Teori Belajar Humanistik?
3. 3. Ciri-ciri
Humanistik Guru-guru yang Baik dan Kurang Baik?
- Apa Implikasi Teori Belajar Humanistik?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Teori Belajar Humanistik.
Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan
bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan
pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak
berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling
ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam
bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa
yang bisa kita amati dalam dunia keseharian.. Teori apapun dapat dimanfaatkan
asal tujuan untuk “memanusiakan manusia” (mencapai aktualisasi diri dan
sebagainya) dapat tercapai.
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus
berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan
sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut
pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan
dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka
sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi
yang ada dalam diri mereka. [1]
B.
Aplikasi
Teori Belajar Humanistik
Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses
pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam
pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa
sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam
kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan
mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses
pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri ,
mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang
bersifat negatif.
Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar.
Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :
- Merumuskan tujuan belajar yang jelas
- Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif.
- Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri
- Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri
- Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan.
- Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
- Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
- Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa
Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan.
Keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif
dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas
kemauan sendiri.
Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh
pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab
tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin
atau etika yang berlaku.[2]
C.
Ciri-ciri
Humanistik Guru-guru yang Baik dan Kurang Baik
Menurut Humacheek guru-guru yang
efektif tampaknya adalah guru-guru yang “manusiawi”. Mereka mempunyai rasa
humor, adil, menarik, lebih demokratis dari pada autokratik, dan mampu
berhubungan dengan mudah dan wajar
dengan para siswa, baik perseorangan maupun kelompok.
Guru-guru yang tidak efektif jelas
kurang memiliki rasa humor, mudah menjadi tidak sabar, menggunakan
komentar-komentar yang melukai dan mengurangi rasa ego, kurang terintegrasi senderung bertindak agak
otorier, dan biasanya kurang peka terhadap kebutuhan-kebutuhan siswa mereka.[3]
D.
Implikasi
Teori Belajar Humanistik
1.
Guru Sebagai Fasilitator
Psikologi humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.
Berikut ini adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai
kualitas fasilitator. Ini merupakan ikhtisar yang sangat singkat dari beberapa
(petunjuk). [4]
a)
Fasilitator sebaiknya memberi
perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok, atau pengalaman
kelas
b)
Fasilitator membantu untuk
memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga
tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum.
c)
Dia mempercayai adanya keinginan
dari masing-masing siswa untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi
dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang
bermakna tadi.
d)
Dia mencoba mengatur dan menyediakan
sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa
untuk membantu mencapai tujuan mereka.
e)
Dia menempatkan dirinya sendiri
sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok.
f)
Di dalam menanggapi
ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan menerima baik isi yang bersifat
intelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi dengan cara
yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok
g)
Bilamana cuaca penerima kelas telah
mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat berperanan sebagai seorang siswa
yang turut berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan
pendangannya sebagai seorang individu, seperti siswa yang lain.
h)
Dia mengambil prakarsa untuk ikut
serta dalam kelompok, perasaannya dan juga pikirannya dengan tidak menuntut dan
juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang boleh
saja digunakan atau ditolak oleh siswa
i)
Dia harus tetap waspada terhadap
ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya perasaan yang dalam dan kuat selama
belajar
Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :
1.
Merespon perasaan siswa
2.
Menggunakan ide-ide siswa untuk
melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
3.
Berdialog dan berdiskusi dengan
siswa
4.
Menghargai siswa
5.
Kesesuaian antara perilaku dan
perbuatan
6.
Menyesuaikan isi kerangka berpikir
siswa (penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera dari siswa)
7.
Tersenyum pada siswa
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Demikian yang dapat kami berikan kepada
sahabat-sahabat mahasiswa, dapat kami berikan sedikit kesimpulan awal, bahwa:
- Teori Belajar Humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusisa serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya
- Aplikasi dalam teori ini, Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku. Serta guru hanya sebagai fasilitator.
- Guru-guru yang efektif tampaknya adalah guru-guru yang “manusiawi”. Mereka mempunyai rasa humor, adil, menarik, lebih demokratis dari pada autokratik, dan mampu berhubungan dengan mudah dan wajar dengan para siswa, baik perseorangan maupun kelompok.
Guru-guru
yang tidak efektif jelas kurang memiliki rasa humor, mudah menjadi tidak sabar,
menggunakan komentar-komentar yang melukai dan mengurangi rasa ego
- Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :
- Merespon perasaan siswa
- Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
- Berdialog dan berdiskusi dengan siswa
- Menghargai siswa
- Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
- Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera dari siswa)
- Tersenyum pada siswa
[1]
http://mihwanuddin.wordpress.com/2011/09/19/toeri-belajar-humanistik-pengertian-teori-belajar-humanistik-tokoh-teori-belajar-humanistik-prinsip-dalam-teori-belajar-humanistik-aplikasi-teori-belajar-humanistik-implikasi-teori-belajar-humani/
[2] Drs.
Wasty Soemanto, M.Pd.,Psikologi Pendidikan,. Jakarta : Rineka Cipta.
hal. 237
[3] Ibid.,
hal. 234-235
[4] Ibid.,
hal. 233.
ford edge titanium 2019 - Tioga Art Shop
BalasHapus› › Shop › › Tiamany Designs aftershokz titanium › › ti89 titanium calculator Shop › Tiamany Designs Tiamany Designs Tiamany Designs Tiamany Designs Tiamany Designs titanium strength Tiamany Designs Tiamany urban titanium metallic Designs Tiamany Designs Tiamany Designs Tiamany Designs Tiamany titanium 170 welder Designs