ISLAM DAN KEPEDULIAN
SOSIAL
MAKALAH
Disusun guna Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Metodologi Studi Islam
Disusun Oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PATI
2011
KATA
PENGANTAR
Dengan
segala kerendahan dan keikhlasan hati,
Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan
rahim-Nya yang telah dilimpahkan, taufiq dan hidayah-Nya dan atas segala
kemudahan yang telah diberikan sehingga penyusunan makalah tentang “Islam dan
Kepedulian Sosial” ini dapat
terselesaikan.
Shalawat
terbingkai salam semoga abadi terlimpahkan kepada sang pembawa risalah
kebenaran yang semakin teruji kebenarannya baginda Muhammad SAW, keluarga dan
sahabat-sahabat, serta para pengikutnya. Dan Semoga syafa’atnya selalu
menyertai kehidupan ini.
Makalah
ini berisi ulasan-ulasan yang membahas
tentang Pembahasan mengenai Islam dan Kepedulian sosial.
Dalam kesempatan kali ini,penulis juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1.
Bapak Zainal Arifin, M.S.I, selaku Dosen Metodologi Studi Islam
yang telah membimbing penulis sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini.
2.
Media massa, dan media lainnya yang artikelnya kami gunakan dalam penulisan Makalah ini
3.
Semua
pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu.
Setitik
harapan dari penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bisa menjadi
wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang penyusun miliki. Untuk
itu, penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Pati ,
Desember 2011
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar …………………………………………………………… v
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… vi
BAB I (PENDAHULUAN)
Ø A. Latar Belakang Masalah ………………………………………. 1
Ø B. Rumusan Masalah ……………………………………………... 1
Ø C. Tujuan …………………………………………………………... 2
BAB II (PEMBAHASAN) ……………..…………………………………. 2
BAB III (PENUTUP)
Ø A. Kesimpulan ……………………………………………………... 5
Ø B. Saran …………………………………………………………….. 6
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 6
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kepedulian sosial merupakan tema penting dari sekian banyak
tema-tema dalam al-Qur'an.
Dalam
surat Al-Baqarah ayat 177 Allah berfirman:
لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلآئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّآئِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُواْ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاء والضَّرَّاء وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَـئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS:Al Baqarah: 177)
لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلآئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّآئِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُواْ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاء والضَّرَّاء وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَـئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS:Al Baqarah: 177)
Jadi disini jelas segala perbuatan ibadah apapun itu yang disebut
sebagai kebajikan atau amal shaleh juga harus diikuti dengan penghayatan dan
perasaan saling mengasihi sesama manusia, peduli pada orang lain itulah yang
disebut kebajikan, dan orang yang berbuat demikian adalah orang yang bertaqwa.
Allah mengecam orang-orang yang menumpuk-numpuk harta hanya untuk
mengejar simbol, meraih kekuasaan dan kesenangan hidup didunia saja tanpa
peduli dengan kesusahan sesama, dan kepedulian sosial. Dan Allah swt mengancam
orang yang berbuat demikian dengan neraka jahim.
1
A. Rumusan Masalah
Dari Latar belakang tersebut, maka
perlu kiranya penulis untuk menjelaskan secara rinci mengenai Kepedulian Islam
dalam Islam.
B.
Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan
penulis dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang Aspek-aspek
Islam dalam hal memaknai kepedulian sosial terhadap sesama.
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep
kepedulian sosial dalam Islam sungguh cukup jelas dan tegas . Bila diperhatikan
dengan seksama, dengan sangat mudah ditemui bahwa masalah kepedulian sosial
dalam Islam terdapat dalam bidang akidah dan keimanan , tertuang jelas dalam
syari’ah serta jadi tolak ukur dalam akhlak seorang mukmin.
Begitu
juga Allah menghargai mereka yang melaksanakan amal sosial dalam konteks
kepedulian sosial tersebut sebagaimana juga Alah sangat mengecam mereka yang
tidak mempunyai rasa kepedulian sosial.
Di saat
kondisi seperti sekarang ini, sesungguhnya sebuah ladang jihad maal menanti
bagi kaum yang berada. Rasululullah bersabda : “Belum beriman seseorang itu
sebelum ia mencita saudara nya seperti mencitai dirinya sendiri”.
2
Hadis
ini shahih dan cukup populer di kalangan kau muslimin umum sekalipun. Yang
subtansif pada hadis ini adalah mengaitkan iman dengan masalah sikap hati
–dalam hal ini− mencintai orang lain selain dirinya. Mencintai orang itupun
ditentukan bobotnya oleh Rasulullah yaitu sama dengan mencintai diri sendiri.
Rasanya ini sangat berat dan sulit dilaksanakan, namun jika iman itu benar - benar
ada dan hidup dalam jiwa maka yang berat dan sulit itupun sangat bisa
terealisir.
Terdapat beberapa dimensi dalam pemaparan
islam terhadap konsep-konsep kepedulian
islam diantaranya adalah :
1. Dari Dimensi Aqidah dan Keimanan.
Iman
kepada Allah merupakan rukun utama dan pertama dalam Islam. Bagaimana implikasi
kepada Allah dijelaskan oleh Al−Quran dan hadis. Salah satunya berkaitan dengan
kepedulian sosial.antara lain, misalnya surah al−Anfal ayat 2:
“Sesungguhnya
orang−orang beriman itu hanyalah (1). mereka yang jika disebut nama Allah maka
gemeyar hatinya. (2) dan apabila dibacakan kepadanya bertambah keimanannya (3)
dan mereka bertawakkal kepadanya.(4) Mereka yang melaksanakan sholat dan (5)
menafkahkan sebagian harta yang diberikan kepada mereka…”
Jadi
menafkahkan sebagian harta (no:5) untuk orang lain termasuk indikasi/ukuran
bagi keimanan sesorang dalam kehidupan ini.Hadis−hadis yang menekan hal ini
cukup banyak antara lain Siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhirat
hendaklah ia memuliakan tamu/tetangga.
2. Dari Dimensi Syari’ah/Hukum
Dalam
Islam, para pemberontak negara harus diperangi sampai habis total dan
tuntas.Termasuk disini adalah mereka yang tak mau bayar zakat.Artinya tidak mau
bayar zakat merupakan kesalahan besar di mata hukum Islam. Islam juga
mewajibkan amar makruf nahi mungkar yang kesemuanya terkait dengan hukum dan
segala konsekwensinya. Orang yang yang tidak memberi makan fakir miskin dapat
terjerat vonis pedusta agama.
3
3. Dimensi Akhlak
Dalam
Islam seseorang dianggap mulia, jika ia memelihara anak yatim. Orang yang
paling disenangi Allah adalah mereka yang paling dermawan. Orang−oarang yang
berinfaq/bersedekah diberi ganjaran pahala sampai 70 x lipat. Dalam hadis
Rasulullah disebutkan bahwa Allah akan selalu membantu hambaNya selama hamba
tersebut membantu saudaranya. Pada hadis lain Rasulullah menyebutkan, bahwa
bakhil itu sifat tercela dan pemboros itu adalah kawan−kawan setan.
Jika
dibahas secara terinci, tentang kepedulian Islam terhadap masalah sosial maka
kita akan menemukan bahwa ternyata amal ibadah secara umum lebih banyak
berurusan dengan hamblum minannas ketimbang hablum minallah. Cuma kesemuanya
itu harus dikunci dengan prinsip utama
kepedulian
sosial, terutama kepada orang-orang yang lemah secara ekonomi, saat ini terasa
semakin banyak diabaikan. Orang-orang yang mampu banyak yang sibuk dengan
kariernya, bisnisnya atau sibuk mementingkan kehidupannya sendiri, sehingga
terlena dan akhirnya lalai dengan kepedulian sosialnya. Mereka mengabaikan
dengan kondisi orang-orang yang lemah seperti ini. Kondisi ini secara nyata
semakin terlihat di kota-kota besar seperti Jakarta, dimana jurang pemisah
antara si mampu dengan si lemah semakin lebar. Makin lebar dan dalam jurang
menganga, keharmonisan hubungan sosial diantara kita bisa rusak dan hancur.
Islam sebagai agama rahmatan lil’alamin telah memberikan
petunjuk-petunjuk mu’amalah (interaksi sosial) dan mengatur hak-hak individu
dengan yang lainnya. Ajaran kasih sayang, kewajiban zakat fitrah dan zakat
harta, anjuran-anjuran berinfaq dan bersedeqah, petunjuk agar saling tolong
menolong di dalam kebaikan dan taqwa, ajaran persaudaraan, hak-hak tetangga,
perintah agar berlaku adil dan petunjuk-petunjuk mu’amalah lainnya merupakan
ajaran-ajaran kepekaan dan kepedulian sosial.
4
Berbagi dengan
orang lain adalah salah satu wujud kepedulian social yang tercermin dalam
beberapa contoh, antara lain :
- Kalau kita memiliki waktu, berbagilah dengan waktu kita untuk
membantu orang lain.
- Kalau kita memiliki tenaga berbagilah tenaga kita untuk
membantu orang lain.
- Kalau kita memiliki harta, berbagilah dengan harta kita untuk
membantu orang lain.
- Kalau kita memiliki ilmu, berbagilah dengan ilmu yang kita
miliki untuk membantu orang lain.
- Kalau kita memiliki semangat dan motivasi, berbagilah dengan
semangat dan motivasi dengan orang lain.
- Bahkan kalaupun hanya sekedar senyum, berbagilah senyum
kebaikan dengan orang lain.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sesungguihnya
pintu-pintu kepedulian sosial itu ada banyak sekali. Yang diperlukan adalah
Kesadaran kita untuk mau berbagi dengan sesama kehidupan ini, bukan hanya
mementingkan ego pribadi kita. Orang yang mengaku beriman, hakikatnya ‘bukan
beriman’ (tidak sempurna) kalau tidak peduli dengan orang-orang lemah di
sekitarnya.
Dengan
kepedulian sosial maka akan tercipta keharmonisan sosial yang kuat, suasana
kekeluargaan, dan saling membantu satu sama lain. Sudah selayaknya kita yang
diberikan anugerah yang tak ternilai dari Allah Tuhan Yang Maha Pengasih ini,
bersyukur dengan mau berbagi dan peduli dengan sesama kehidupan yang
membutuhkan pertolongan. Marilah kita saling mengingatkan dan terus.
5
B.
Saran
Demikianlah makalah yang saya buat untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Metodologi Studi Islam. Makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mohon ma’af atas segala kekurangannya. Dan
kami berharap adanya kritik dan saran yang dapat membantu dalam penyempurnaan
makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfa’at bagi
pembuat makalah khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Tim
Penceramah JIC. 2005. Islam
Rahmat Bagi Alam Semesta.Jakarta : Pustaka Alvabet
Muhsin
M.K. 2004. Bertetangga & Bermasyarakat Dalam Islam.Jakarta
: Al Qalam
ekojalusantoso.com/?p=88
Diakses pada tanggal 6 Desember 2011
http://pks-jepang.org/archives/266 Diakses
pada tanggal 6 Desember 2011
6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar