Artikel Lembaga Pendidikan
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Lembaga Pendidikan adalah tempat transfer ilmu pengetahuan
dan budaya (peradaban). Melalui praktik pendidikan, peserta didik diajak untuk
memahami bagaimana sejarah atau pengalaman budaya dapat ditransformasi dalam
zaman kehidupan yang akan mereka alami serta mempersiapkan mereka dalam
menghadapi tantangan dan tuntutan yang ada di dalamnya. Dengan demikian, makna
pengetahuan dan kebudayaan sering kali dipaksakan untuk dikombinasikan karena
adanya pengaruh zaman terhadap pengetahuan jika ditransformasikan.
Oleh karena itu pendidikan bertujuan mempersiapkan masyarakat
baru yang lebih ideal, yaitu masyarakat yang mengerti hak dan kewajiban dan
berperan aktif dalam proses pembangunan bangsa. Esensi dari tujuan pendidikan
nasional adalah proses menumbuhkan bentuk budaya keilmuan, sosial, ekonomi, dan
politik yang lebih baik dalam perspektif tertentu harus mengacu pada masa depan
yang jelas. Melalui kegiatan pendidikan, gambaran tentang masyarakat yang ideal
itu dituangkan dalam alam pikiran peserta didik sehingga terjadi proses
pembentukan dan perpindahan budaya. Pemikiran ini mengandung makna bahwa
lembaga pendidikan sebagai tempat pembelajaran manusia memiliki fungsi sosial
(agen perubahan di masyarakat)
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
Pengertian Lembaga Pendidikan
2. Macam-macam
Lembaga Pendidikan
II.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Lembaga Pendidikan
Lembaga Pendidikan merupakan sebuah institusi pendidikan yang
menawarkan pendidikan formal mulai dari jenjang pra-sekolah sampai ke jenjang
pendidikan tinggi, baik yang bersifat umum maupun khusus (misalnya sekolah
agama atau sekolah luar biasa). Lembaga pendidikan juga merupakan sebuah
institusi sosial yang menjadi agen sosialisasi lanjutan setelah lembaga
keluarga. Dalam lembaga pendidikan, seorang anak akan dikenalkan mengenai
kehidupan bermasyarakat yang lebih luas. Lembaga pendidikan atau yang kerap
disebut sekolah juga merupakan sebuah institusi yang akan mengenalkan berbagai
nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Sekolah atau institusi pendidikan memiliki peranan penting
dalam kehidupan bermasyarakat. Sekolah dapat membantu seorang anak untuk dapat
beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.[1]
B.
Macam-macam
Lembaga Pendidikan
a.
Pendidikan
Formal
Pendidikan
formal yang sering disebut
pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pedidikan yang telah baku,
misalnya SD, SMP, SMA, dan PT. Pendidikan nonformal lebih difokuskan pada
pemberian keahlian atau skill guna terjun ke masyarakat.
Mengenyam pendidikan pada
institusi pendidikan formal yang diakui oleh
lembaga pendidikan Negara adalah sesuatu
yang wajib dilakukan di Indonesia Mulai
dari anak tukang sapu jalan, anak tukang dagang
martabak mesir, anak tukang jamret, anak pak
tani, anak bisnismen, anak pejabat tinggi Negara,
dan sebagainya harus bersekolah, minimal 9
tahun lamanya hingga lulus SMP.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara
efektif dan efisien dari pemerintah untuk masyarakat merupakan perangkat yang
berkewajiban untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam menjadi warga
Negara.
Ada
beberapa Krateristik proses pendidikan yang berlangsung di sekolah yaitu;
1.
Pendidikan diselengarakan secara khusus dan dibagi atas
jenjang yang memiliki hubungan hierarki
2.
Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relative
homogen.
3.
Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program
pendidikan yang harus diselesaikan.
4.
Materi atauisi pendidikan lebih banyak bersifat
akademis dan umum.
5.
Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai
jawaban kebutuhan dimasa yang akan datang.
Sebagai pendidikan yang bersifat formal, sekolah
mencari fungsi pendidikan berdasarkan asas-asas tanggung jawab;
1.
Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi
dan tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku. Tanggung
jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan and tingkat pendidikan kepadanya
masyarakat oleh masyarakat dan bangsa.
2.
Tanggungjawab fungsional ialah: Tanggung jawab
professional pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini
berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya. tanggung jawab ini merupakan
pelimpahan tanggung jawab dan kepercayaan orang tua (masyarakat) kepada sekolah
dari para guru..
b.
Pendidikan
Non Formal
Pendidikan non formal merupakan pendidikan alternatif
setelah pendidikan formal. Kursus sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan pada jalur pendidikan non formal mempunyai kaitan yang sangat erat
dengan jalur pendidikan formal. Selain memberikan kesempatan bagi peserta didik
yang ingin mengembangkan keterampilannya pada jenis pendidikan tertentu yang
telah ada di jalur pendidikan formal juga memberikan kesempatan bagi masyarakat
yang ingin mengembangkan pendidikan keterampilannya yang tidak dapat ditempuh
dan tidak terpenuhi pada jalur pendidikan formal.
Pendidikan non formal tidak bisa di pandang sebelah
mata. Karena pendidikan non formal sangat penting terutama dalam hal penguasaan
dan pengembangan ketrampilan fungsional. Selain itu pendidikan non formal lebih
berorientasi pada pendidikan yang efektif dan efisien agar peserta didik dapat
belajar dengan mudah dan mencapai tujuan melalui proses yang hemat waktu dan
biaya.
Pendidikan non formal merupakan usaha masyarakat dalam
mencari jalan keluar terhadap persoalan pendidikan formal yang tidak terjangkau
oleh masyarakat. Perhatian pendidikan non formal lebih terpusat pada
usaha-usaha untuk membantu terwujudnya proses pembelajaran di masyarakat. Hal
ini sesuai dengan Pasal 55, UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 butir pertama yaitu,
Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada
pendidikan formal dan non formal sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan sosial,
dan budaya untuk kepentingan masyarakat.
Pendidikan non formal mempunyai fungsi membelajarkan
individu atau kelompok agar mampu memberdayakan dan mengembangkan dirinya
sehingga mampu beradaptasi terhadap perubahan atau perkembangan zaman.
Berdasarkan fungsi tersebut pendidikan non formal dapat melayani kebutuhan
pendidikan suplemen, pendidikan komplemen, pendidikan kompensasi, pendidikan
substitusi, pendidikan alternatif, pendidikan pengayaan, pendidikan
pemutakhiran (updating), pendidikan / pelatihan keterampilan dan pendidikan penyesuaian/penyetaraan.
Untuk mengoptimalkan kualitas pendidikan non formal terus mengalami
perkembangan sehingga menghasilkan pendidikan berbasis kompetensi yang lebih
menekankan pada kemampuan yang di miliki oleh setiap peserta didik. Dalam
pelaksanaan proses belajar pendidikan berbasis kompetensi menggunakan
prinsip-prinsip pengembangan yang mencakup pemilihan materi, Strategi, media,
penilaian dan sumber atau bahan pembelajaran sehingga hasil belajar tercapai
sesuai dengan standar kompetensi. Dengan memilih pendidikan berbasis
kompetensi, diharapkan mampu untuk bersaing di era globalisasi saat ini.[2]
copas tko ndi mamen???
BalasHapuskarya sendiri mas
BalasHapusTrik Hack BandarQ Online
BalasHapusTips BandarQ Online
Trik BandarQ Online
Menang BandarQ Online
Cara Curang BandarQ
Hack BandarQ Online
Cara Mendaftar Akun Retaspro
6dewa Agen Judi Sakong BandarQ Domino99 Capsa Susun Bandar Poker Indonesia
Agen Sakong Judi Remi9 Bandar Poker Online Terpercaya QBANDAR
VBANDAR Agen Remi9 Judi Sakong Bandar Poker Online Indonesia